DRAMA PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
KELOMPOK 4
Konsep
Pembelajaran Ki Hajar Dewantara.
Penulis Naskah : Roni Irawan
Narator / Pak Irawan :
Roni Irawan
Susanto :
Fuad Hardhiyansyah
Pardi :
Feris Hanafi
Marwoto :
Amri Husnianto
Robert :
Wahyu Hendra Setiawan
Edward :
Sungsang Bayu Sapta Aji
Bryan :
Dani Hernawan
Pak Abdullah :
Faris Abdullah
Pak Zailani :
Zailani Setianti
Pak Darma :
Ariza Eka D.S
Di
suatu SMK favorit di kota Ayogyakarta, sedang terjadi pembelajaran di kelas, di
dalam kelas tersebut ada berbagai macam suku, karakter, & ekonomi. Di dalam
kelas sering terjadi saling ejek.
Robert :
Hey susan, lu itu udah ndeso nama lu juga ndeso?
Susanto :
(Hanya diam dan menunduk)
Edward :
hahaa....ndeso lu...
Pardi :
Sudah-sudah...
Marwoto : Sabar ya san...,sudah tidak usah
didengarkan kata-katanya Robert, (Tiba-tiba pak Abdullah datang dengan membawa
buku)
Pak Abdullah : Selamat pagi anak-anak...
Siswa :
Selamat pagi pak...
Ketua Kelas :
Semuanya siap grak..!!! Berdoa... Mulai..Selesai
Pak Abdullah : Anak-anakku ada yang tau kenapa setiap akan
menjalankan aktivitas kita harus selalu berdoa terlebih dahulu?
Marwoto : Sebagai wujud syukur kita pak sama
Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita semua.
Pak Abdullah : Kamu benar, Nah, jadi jangan sampai kita
lupa untuk selalu berdoa ketika kita akan melakukan kegiatan apapun. Agar
nikmat yang sudah diberikan sama Allah akan selalu ditambah..
Robert : (Dengan suara
bisik-bisik) Apa-apaan seperti itu saja aku juga bisa menjawab,...
Edward :
Iya tu... masak gitu aja ditanyain gimana sih ini gurunya..
Bryan : Aku saja yang tidak
pernah berdoa ya semakin kaya, itu si susan sudah berdoa tiap hari masih
miskin...Robert & Edward : Tertawa terbahak-bahak...
Akhirnya pak Abdullah tadi mendengar percakapan
ketiga anak orang kaya ini,
Pak Abdullah : Kaliyan bertiga jangan takabur, kita itu
semua dihadapan Allah sama, tergantung keimanan dan usaha kita untuk kita
sukses yang menentukan kesuksesan kita. Oh..iya, bapak juga membawa pengumuman
dari Kepala Sekolah, bahwa di sekolah kita akan diadakan lomba karya tulis
Ilmiah. Semua siswa kelas XII wajib untuk mengikuti lomba ini. Jadi, silahkan
dipersiapkan dengan baik, kami para guru akan siap untuk membantu dan
menfasilitatori jika kaliyan ada kesulitan.
Akhirnya kelaspun selesai..
Dua Hari setelah itu Susanto pun konsultasi dengan
pak Abdullah, Susanto menuju ruangan pak Abdullah.
Susanto :
Assalamu’alaikum... permisi pak...
Pak Abdullah :
Waa’alaikum salam, silahkan masuk san, silahkan duduk
Susanto :
Terimakasih pak.
Pak Abdullah :
Ada keperluan apa san?
Susanto : Begini pak, saya mau konsultasi
tentang lomba karya tulis ilmiah yang kemarin bapak umumkan, saya ada kesulitan
dalam menentukan judul lomba karya tulis ilmiah pak, mohon masukannya...
Pak Abdullah : Oh... caranya sederhana saja, tidak usah
mengambil yang sulit-sulit, kita sebagai orang otomotif tentunya bisa melihat
peluang dari jurusan kita saja. Contohnya penerapan teknologi yang disesuaikan
dengan jaman sekarang. Sekarang ini kan jamannya era digital dan serba elektronik,
maka sebagian besar komponen otomotif sudah menggunakan sistem kontrol
elektronik, kira-kira kamu bisa mengambil dari yang belum menggunakan
elektronik kamu ubah dengan kontrol elektronik sehingga bisa menjadi sebuah
inovasi yang mengikuti jamannya. Dari penjelasan sekilas tadi kira-kira sudah
ada gambaran mau membuat apa san?
Susanto : (Sambil berpikir-pikir dia pun
menjawab), kalau alarm mobil dengan mikrokontroller bagaimana pak? Kan saat ini
banyak yang menggunakan HP yang ada fasilitas GPS jadi nanti ketika kehilangan
mobilpun kita bisa mengecek keberadaanya dari sinyal GPS yang sudah
terintegrasi dengan sistem di google earth
pak.
Pak Abdullah : Itu ide yang sangat bagus, kamu bisa
menggunakan aplikasi itu untuk mempermudah pencarian mobil yang hilang. Itu
inovasi yang sangat bagus, bapak akan membantu memberi masukan nanti kalau
memang dibutuhkan.
Susanto : Terimakasih pak, nanti saya
konsultasi lagi kalau ada kesulitan. Saya permisi dulu pak. Assaamu’alaikum
Pak Abdullah :
Iya silahkan, Wa’alaikum salam
Hari selanjutnya pardi ingin berkonsultasi dengan
guru yang dianggapnya paling baik hati dan tidak pernah marah-marah yaitu pak
Zailani. Diapun hari itu tanpa sengaja bertemu dengan pak zailani di depan
kelas, kemudian pardi menyapa pak zailani dan bertanya apakah ada waktu untuk pardi berkonsultasi tentang lomba
karya tulis ilmiah.
Pardi :
Selamat siang pak Zailani..
Pak Zailani :
Selamat siang Pardi (dengan sambil tersenyum ramah)
Pardi : Maaf pak, bapak ada
waktu sebentar untuk saya, saya ingin konsultasi soal Lomba karya Tulis Ilmiah
pak.
Pak Zailani :
Tentu, ayo kita ngobrol di taman sekolah saja.. (sambil mengajak jalan)
Sesampainya di Taman Sekolah
Pak Zailani :
Apa yang bisa bapak bantu nak?
Pardi : Ini pak, kemarin
itu saya sudah mencoba membuat proposal karya tulis ilmiah, namun ketika saya
perlihatkan ke teman-teman saya malah diejek pak, katanya tulisan saya ini
sangat tidak berbobot.
Pak Zailani :
Mana coba bapak lihat?
Pardi :
Ini pak, silahkan...
Pak Zailani : Ini bagus kok isinya, menarik juga. Hanya
memang ada beberapa kosakata yang perlu diperbaiki menurut panduan penulisan
ilmiah yang benar.
Pardi :
Oh iya, pak..
Pak Zailani : Nanti bapak akan membantumu untuk
mengoreksi kosakata, kamu jangan berkecil hati jika diejek teman-temanmu,
mungkin mereka sebenarnya tidak bisa membuat karya sebaik kamu sehingga
kebanyakan dari mereka hanya bisa ngejekin kamu. Ketika kamu diejek dan
dikomentari yang kurang bagus jangan jadikan itu sebagai pematah semangatmu,
namun jadikan itu semua sebagai pemacu semangatmu untuk selalu belajar. Manusia
itu untuk menjadi hebat butuh proses dan belajar, bapakpun setiap hari juga
belajar. Jadi, selalu berpikiran positiflah ketika ada yang memberi komentar
kepadamu. Jangan patah semangat.
Pardi :
Terimakasih pak, saya akan mengingat nasihat bapak.
Pak Zailani : Ini sudah saya tandai yang harus kamu
cari kosakata yang benar, jadi nanti segera diganti setelah ini. Agar segera
bisa dikumpulkan.
Pardi :
Iya, pak. Terima Kasih banyak.
Setelah selesai berkonsultasi pak Zailani pun
berpamitan untuk kembali ke ruangannya. Pardi juga kembali ke kelasnya.
Esok harinya Marwoto, Pardi dan Susanto janjian
untuk mengumpulkan karya tulis mereka kepada Pak Darma selaku panitia dan juri
dari lomba penulisan atikel tersebut. Setelah sampai di ruangan pak Darma
ketiga siswa ini pun langsung mengucapkan salam.
Marwoto :
Tok..tok..tok...Asalamu’alaikum (diikuti oleh ke dua temannya)
Pak Darma :
Wa’alaikum salam, silahkan masuk...
Marwoto : Permisi pak, mohon maaf mengganggu,
kami bertiga ingin menyerahkan hasil karya tulis kami.
Pak Darma : Oh.. iya, silahkan duduk dulu, Bapak
ambilkan data dan tanda terimanya dulu.
Mereka bertiga akhirnya duduk di kursi tamu.
Pak Darma : Wah.. kalian ternyata yang pertama
mengumpulkan kepada saya, kalian ternyata rajin-rajin ya. Bapak sangat senang
kedisiplinan kalian dan semangat kalian untuk mengikuti lomba kali ini.
Susanto : Tidak juga pak, ini karena kami juga
kemarin sempat berkonsultasi dengan bapak-bapak guru pembimbing kami. Seperti
pak Abdullah dan pak Zailani, jadi mereka yang membimbing kami untuk bisa
segera menyelesaikan karya tulis ini pak.
Pak Darma : Bagus itu, jadi kaliyan bisa memanfaatkan
dengan baik kesempatan untuk belajar dari guru-guru pembimbing kalian yang
sudah berpengalaman.
Tinggal 2 hari sebelum batas pengumpulan lomba karya
tulis, namun 3 orang anak kaya yaitu Robert, Edward dan Bryan belum
mengumpulkan dan akhirnya merekapun kebingungan karena sebelumnya mereka hanya
bersantai-santai dan selalu bermain-main. Mereka juga tidak pernah
berkonsultasi dengan guru pembimbingnya. Sehingga Bryan pun setelah pulang
sekolah mengajak Edward dan Robert untuk mengerjakan tugas itu secara
bersama-sama di rumah Bryan. Setelah sampai di rumah Bryan, Edward dan Robert
masih kebingungan mau memulai dari mana dan mau membuat karya apa. Akhirnya
Edward mengajak kedua temannya itu untuk copy
paste saja dari internet, karena mereka menganggap yang menyeleksi juga
tidak tahu dan mereka menganggap yang ada di internet lebih bagus dari yang
dibuat oleh teman-temannya.
Robert :
Kita mau bikin karya apa ini? Gue masih bingung.
Bryan :
Apalagi gue, gue juga gak ada ide nih...
Edward : Ehm... gimana kalau kita copy paste aja dari internet, kan banyak
dan lebih bagus dari yang punya pardi dan teman-temannya itu...
Robert : Wah.. ide bagus itu, aku juga gak
mau mikir yang susah-susah, biarin kita copy
paste kan pak guru juga gak mungkin tau.
Bryan : Aku juga setuju, buat apa kita
punya internet? Kita kan orang kaya gak usah mikir yang berat-berat.
Akhirnya ketiga anak ini mengcopy paste semua isi
karya tulisnya dari internet, esok harinya karya merekapun dikumpulkan kepada
Pak Darma. Setelah selesai waktu pengumpulan para guru-guru yang menjadi dewan
juripun memulai penilaian yang dipimpin oleh Pak Darma.
Pak Darma : Selamat pagi bapak-bapak guru sekalian,
ini saya sudah menerima hasil karya tulis ilmiah dari anak-anak, sekarang
saatnya penjurian, mohon bantuan penilaiannya mulai dari keorisinilan ide,
tulisan maupun inovasi mohon dipertimbangkan dan dicermati.
Dewan juri :
Siap pak...(serentak)
Pak Darma : Karya tulisnya sudah ada dimeja bapak
masing-masing silahkan dimulai saja, nanti kita sambil diskusi.
Pak Irawan : Pak karya dari Bryan, Robert dan Edward
ini saya pernah membacanya di Internet, coba kita buka di Internet..
Pak Zailani : Oh... iya pak, ini sama persis tulisan dan
kata-katanya. Ini namanya plagiat pak, jangan sampai ini dibiarkan dan menjadi
budaya untuk anak didik kita.
Pak Abdullah : Iya benar kata pak zailani, besok ketika
pengumuman kita berikan evaluasinya
juga.
Pak Irawan :
Setuju pak, kita harus menghilangkan budaya plagiat dari anak didik kita.
Pak Darma :
Baiklah besok kita beritahukan ketika pengumuman, mari kita lanjutkan lagi.
Setelah
para dewan juri berdiskusi dan mengoreksi semua karya tulis maka tibalah
saatnya hari pengumuman pemengang lomba karya tulis ilmiah. Para siswapun berkumpul di lapangan upacara
untuk menyaksikan pengumuman lomba tersebut.
Pak Darma :
Selamat pagi anak-anak...
Siswa :
Selamat pagi pak..
Pak Darma : Terimakasih atas partisipasi dari seluruh
siswa kelas XII SMK Suka Makmur yang telah dengan antusias mengikuti lomba ini.
Hari ini adalah tiba saaatnya pengumuman pemenang lomba karya tulis ilmiah.
Namun sebelum bapak mengumumkan pemenangnya bapak akan sedikit memberikan
evaluasi terkait lomba karya tulis ilmiah kali ini, yang pertama adalah kemarin
ketika kami para dewan juri mengoreksi hasil karya kalian, ternyata ada
beberapa yang sama persis dengan yang ada di internet, maka dari bapak
mengingatkan kalian jangan suka melakukan hal yang tidak baik seperti plagiat.
Yang kalian jiplak itu adalah hasil karya orang lain, maka kita harus
menghargai karya orang lain. Jadi, hilangkan budaya plagiat dari kita, karena
jika tidak dari sekarang dibiasakan akan menjadi kebiasaan yang tidak baik.
Kalian adalah generasi penerus yang akan membawa negara ini mejadi lebih baik,
maka lakukan kebiasaan yang baik pula.
Robert, Edward dan Bryan pun langsung tertunduk malu.
Dan teman-teman yang lain masih memperhatikan yang berbicara didepan.
Pak Darma : Saya akan mengumumkan pemenang dari lomba
karya tulis ilmiah kali ini, yang menjadi juara 1 berhak untuk mewakili sekolah
kita ke tingkat kota Ayogyakarta. Langsung saja juara 3 jatuh kepada Pardi....
Pardi :
Yess...... Sambil melompat.
Susanto :
Selamat ya pardi....
Pak Darma :
Juara 2 jatuh kepada Marwoto
Marwoto :
(Masih bingung dan tidak percaya..)
Pardi :
Selamat ya kamu juara 2 to....
Pak Darma :
Yang Selanjutnya Juara 1 jatuh kepada......... Susanto
Seisi lapangan upacara pun bergemuruh dengan tepuk
tangan, dan mereka pun menerima hadiah di depan siswa-siswa yang lain. Kemudian
Bapak Kepala Sekolah juga memanggil ketiga anak yang membuat karya tulis
plagiat, mereka diberi nasihat serta sanksi agar tidak mengulangi lagi
perbuatan mereka.
Dari cerita diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
guru itu menjadi penentu dalam proses pembelajaran, dan dalam pembelajaran kita
tidak boleh membeda-bedakan kasta ataupun hal yang lain. Kedudukannya semua
sama, yang mau berusaha untuk belajar pasti bisa mencapai apa yang
diinginkannya. Pembudayaan kebiasaan yang baik disekolah sangat mempengaruhi
peserta didik, begitu pula pengajar juga harus memberikan teladan yang baik
kepada para peserta didik.
0 komentar :
Posting Komentar